BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Akhir-akhir
ini banyak sekali produk-produk baru yang beredar dan bersaing di pasaran yang
belum tentu terjamin keamanannya dan sudah terdaftar sebagai produk yang aman
ataupun layak untuk dikonsumsi.
Masalah kemanan
pangan (food safety) masih merupakan
topik hangat dunia yangselalu dibicarakan pada setiap pertemuan pangan
internasional. Laporan dari berbagai negara menunjukkan bahwa kasus keracunan
dan penyakit melalui makanan masih selalu terjadi di berbagai negara. WHO
(1993) bahkan melaporkan bahwa sekitar dari 70% dari penyakit diare yang
terjadi di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh kosumsi makanan
yang tercemar.
1
|
Kasus
keracunan makanan yang paling dilaporkan melalui media massa di Indonesia juga berasal dari konsumsi
makanan jasa boga dan rumah makan. Akan tetapi, data yang lengkap mengenai
kasus tersebut serta penyebabnya masih sangat kurang, dan diduga jumlah kasus
yang dilaporkan masih jauh dari yang sebenarnya terjadi. Salah satu yang
mempengaruhi keamanan pangan di Indonesia adalah rendahnya tanggung jawab,
kesadaran dan pengetahuan produsen pangan terhadap masalah keamanan pangan. Hal
ini terutama disebabkan produksi pangan masih didominasi oleh industri berskala
kecil atau rumah tangga dengan tingkat pendidikan dan sosial-ekonomi produsen
yang masih rendah.
Mata rantai dalam sistem pangan mulai
dari memproduksi, mengolah, mendistribusikan, menyiapkan sampai mengkonsumsi
makanan berkaitan erat dengan tingkat perkembangan, pendapatan dan
karakteristik sosiokultur masyarakat. Sistem pangan pada penduduk kota
berpenghasilan rendah lebih mengandalkan makanan jajanan siap santap bermutu
rendah yang belum tentu terjamin keamanannya.[1]
Produk makanan dan minuman dalam
kemasan harus mempunyai standard yang ditentukan oleh pemerintah yaitu
standarisasi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Hal itu disebabkan
karena makanan dan minuman dalam kemasan umumnya mempunyai konsentrasi zat
tertentu.
Konsumsi
masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus meningkat, seiring
dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola
konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk
dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak
iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara
berlebihan dan seringkali tidak rasional.
Perubahan
teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya hidup konsumen
tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada
kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak
atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala
besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.
Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat
dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan
mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan dan
kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah
dibentuk Badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta
kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi[2].
Pada kenyataannya yang terjadi di
masyarakat desa wringin Kec. Wringin adalah beberapa kali terjadi kasus
keracunan yang disebabkan oleh produk-produk yang mereka konsumsi baik berupa
makanan, minuman, maupun kosmetik. Hal ini terjadi pada anak-anak usia sekolah
dan juga terjadi pada orang dewasa.[3]
Dari sisi konsumen, Penyebab
terjadinya hal tersebut adalah karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
kesehatan dan keamanan dalam mengkonsumsi produk-produk tertentu.
Sedangkan dari pihak dinas
kesehatan yang bertugas memeriksa produk-produk itu sendiri tidak melakukan
kunjungan secara rutin di pasar wringin yang merupakan pasar induk di kecamatan
tersebut untuk memeriksa bahwa produk-produk yang beredar di pasar benar-benar
aman dan layak dikonsumsi. Dari pihak dinas kesehatan hanya mengunjungi pasar
ini sekali dalam setahun yakni pada saat bulan ramadhan saja. Karena pada bulan
tersebut permintaan masyarakat terhadap produk-produk semakin meningkat dan
jenis-jenis barang yang dijualpun semakin beraneka ragam.[4]
Dalam memilih produk tertentu, ada
seseorang yang selalu memperhatikan merek, label BPOM, dan label Halal, tetapi
ada juga seseorang yang tidak memandang hal-hal tersebut. Seperti yang peneliti
dapatkan saat memberikan kuisioner kepada respoden, ada beberapa dari mereka
yang selalu memperhatikan unsur-unsur yang ada pada produk yang mereka beli, Akan
tetapi ada pula yang tidak begitu memperhatikan unsur yang ada dalam produk
tersebut, bahkan ada yang sama sekali tidak mengetahui apa itu BPOM.[5]
Konsumen, dalam memenuhi
kebutuhannya dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor yang berkaitan dengan
produk itu sendiri, baik dari segi merk, kemasan, iklan, mutu, dan lain
sebagainya. Kedua, faktor yang berkaitan dengan konsumen itu sendiri yang biasa
disebut dengan perilaku konsumen yang membantu konsumen untuk mengambil sebuah
keputusan untuk membeli suatu produk.
Dari hal tersebut peneliti
melakukan penelitian tentang “PENGARUH PRODUK BER BPOM (X) TERHADAP KEPUTUSAN
DAN MINAT BELI MASYARAKAT DESA WRINGIN BONDOWOSO (Y)”
Pada penelitian ini peneliti
memilih Desa Wringin karena di desa ini merupakan desa yang menjadi pusat
kegiatan ekonomi yaitu di Pasar induk Wringin yang menjadi satu-satunya pasar
di kecamatan ini yang terdiri dari 12 desa.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Adakah pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat?
2.
Seberapa besarpengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli
masyarakat?
C. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan penelitian secara umum ialah untuk menemukan, untuk mengembangkan,
maupun koreksi atau menguji kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada.[6]
Tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruhlabel BPOM
terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh label BPOM
terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
D. MANFAAT
PENELITIAN
Kegunaan hasil penelitian ada dua hal, yaitu :1) Kegunaan untuk mengembangkan
ilmu/kegunaan teoritis; 2) Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan
mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti.[7]
Dari
penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai
berikut:
1. Secara
Teoritis
Diharapkan
dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti. Khususnya
mengenai produk ber BPOM
2. Secara
Praktis
a.
Bagi Peneliti:
Dengan
melakukan peneliian ini, diharapkan dapat menambah ilmu pencgetahuan, serta
dapat memahami tentang produk ber BPOM terhadap keputusan dan minat beli
masyarakat.
b.
Bagi Masyarakat:
Penelitian
ini diharapkan berfungsi sebagai informasi serta pengetahuan tentang produk ber
BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
c.
Bagi IAIN Jember
Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi koleksi dan rujukan penelitian berikutnya untuk
para mahasiswa.
E. RUANG
LINGKUP PENELITIAN
1. Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[8]
Pada
penelitian ini ada dua variabel yaitu, variabel independen/bebas (Produk Ber
BPOM) dan variabel dependen/terikat(Keputusan dan Minat Beli Masyarakat).
2. Indikator
Penelitian
Ada dua
variabel dalam penelitian ini, dan setiap variabel memiliki indikator
tersendiri. Diantaranya :
1.
Variabel independen/bebas yaitu Produk Ber BPOM (X) indikatornya adalah
sebagai berikut :
1)
Merk
2)
Kemasan
3)
Label halal
4)
Label BPOM
5)
Iklan
6)
Harga
2.
Variabel dependen/terikat yaitu Keputusan dan Minat Beli Masyarakat (Y)
indikatornya adalah sebagai berikut :
1)
Gaya hidgup
2)
Budaya
3)
Persepsi konsumen
4)
Keputusan membeli
F. DEFINISI
OPERASIONAL
Berikut
ini adalah istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di
dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
makna istilah.[9]
1.
Produk
Produk
adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.[10]
2.
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
adalah lembaga pemerintah yang bertugas melakukan regulasi, standardisasi, dan
sertifikasi produk makanan dan obat yang mencakup keseluruhan aspek pembuatan,
penjualan, penggunaan, dan keamanan makanan, obat-obatan, kosmetik, dan produk
lainnya.
3.
Keputusan dan Minat
Keputusan
adalah proses evaluasi untuk memilih dua atau lebih barang yang ingin
dibelinya. Sedangkan minat adalah ketertarikan terhadap suatu benda yang
mendorong hasrat ingin memiliki.
G. ASUMSI
PENELITIAN
Asumsi
dasar penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, akhir-akhir ini
seringkali terjadi kasus keracunan makanan, minuman maupun kosmetik yang
terjadi pada masyarakat desa wringin yang disebabkan oleh minimya kesadaran
masyarakat untuk bersikap lebih hati-hati dan selektif dalam memilih dan membeli
produk. Dengan penelitian ini diharapkan adanya respon, saran dan kritik yang
membekali peneliti.
H. HIPOTESIS
Hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan Hipotesis asosiatif, yaitu jawaban sementara
terhadap masalah asosiatif yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hipotesis diajukan dalam bentuk pernyataan sementara terhadap hasil
penelitian. [11]
Hipotesis terdiri dari 2 macam yang pertama, Hipotesis alternatif yang
disingkat (Ha) yang menyatakan adanya hubungan antara variabel x dengan
variabel y. Kedua, Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel x dengan variabel y.
Hipotesis
pada penelitian ini adalah :
a.
Ha : Label BPOM memiliki pengaruh terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
b.
Ho : Label BPOM tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan dan minat masyarakat.
I. METODE
PENELITIAN
Metode
penelitan adalah suatu cara yang dipergunakan dalam penelitian untuk memecahkan
masalah dan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun
metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Pendekatan
penelitian berintikan uraian tentang pendekatan penelitian yang dipilih, pada
penelitian ini peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif.
Sementara jenis penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif.
2. Populasi
dan Sampel
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[12]
Populasi penelitian ini adalah masyarakat Desa Wringin Kecamatan Wringin
KabupatenBodowoso. Pemilihan populasi pada Desa Wringin Kecamatan Wringin
Kabupaten Bondowoso dikarenakan di Desa ini sering kali terjadi kasus keracunan
yang disebabkan oleh produk yang mereka konsumsi dan di desa inilah yang
menjadi pusat kegiatan ekonomi yaitu di pasar Wringin. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Simple Random Sampling karena
pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak.
Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakatDesa Wringin Kecamatan
WringinKabupaten Bondowoso. Untukmendapatkan data yang akurat, penelitian ini
mengambil masyarakat yang paling dekat dengan area pasar umum dengan tujuan
Pertama, masyarakat banyak yang berpendidikan karena dengan responden yang
berpendidikan berguna agar dalam pengisian kuisioner berjalan dengan lancar.
Kedua, tejangkaunya pasar sebagai tempat membeli produk-produk yang akan di
teliti. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 100 responden.
3. Teknik
dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut :
a. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.[13]
Hal ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh Label BPOM terhadap
keputusan dan minat beli masyarakat.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dengan cara
mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan yang langsung pada masyarakat Desa
Wringin.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skala likert untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat
diberi skor, sebagai berikut :
Skor
Penilaian Jawaban
Sangat Setuju
|
5
|
Setuju
|
4
|
Ragu – ragu
|
3
|
Tidak Setuju
|
2
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Dari data yang akan didapat oleh peneliti, peneliti
akan memaparkan mengenai letak desa, jumlah penduduk desa, mata pencaharian
masyarakat desa, dan pendidikan masyarakat yang ada di Desa Wringin Kecamatan
Wringin Kabupaten Bondowoso.
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang
diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar
pertanyaan untuk dijawab di lain kesempatan.[14]
Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist.
4. Analisis
Data
Kegiatan analisis data dalam penelitian ini meliputi
beberapa tahap antara lain :[15]
a.
Proses editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit
terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil survey lapangan. Pada
prinsipnya proses editing data bertujuan agar data yang diamati bisa dianalisis
secara akurat dan lengkap.
b.
Proses coding
Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka
dengan mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut kategori-kategori yang
penting.
c.
Proses scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang
dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada
anggapan atau opini responden.
d.
Tabulasi
Menyajikan data-datayang diperoleh dalam tabel,
sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas.
Setelah proses tabulasi selesai kemudian data-data dalam tabel tersebut akan
diolah dengan bantuan software statistik
yaitu SPSS. Agar data yang dikumpulkan dapat bermanfaat maka harus diolah dan
dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan.
1)
Uji instrumen
penelitian
Sebuah intrumen atau alat ukur yang baik haruslah
memiliki validitas dan reliabilitas yang juga sama baiknya. Sebelum dilakukan
analisis statistik, butir-butir pertanyaan, pertanyaan perlu diuji validitas
dan reliabilitasnya.
a. Validitas
Untuk menguji
validitas dari instrumen penelitian, peneliti menggunakan teknis analisis Product Moment. Teknis analisis korelasi
product moment ini digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara
variabel X dan variabel Y. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.[16]
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas untuk sampel
15 Responden
Variabel
|
Indikator
|
r r hitung
|
Sig.
|
Keterangan
|
LabelBPOM (X)
|
X1
|
0,745
|
0,001
|
Valid
|
X2
|
0,597
|
0,019
|
Valid
|
|
X3
|
0,597
|
0,019
|
Valid
|
|
X4
|
0,547
|
0,035
|
Valid
|
|
X5
|
0,587
|
0,021
|
Valid
|
|
X6
|
0,584
|
0,022
|
Valid
|
|
X7
|
0,695
|
0,004
|
Valid
|
|
X8
|
0,627
|
0,012
|
Valid
|
|
X9
|
0,635
|
0,011
|
Valid
|
|
X10
|
0,522
|
0,046
|
Valid
|
|
X11
|
0,526
|
0,044
|
Valid
|
|
X12
|
0,587
|
0,022
|
Valid
|
|
Keputusan dan Minat
Beli (Y)
|
Y1
|
0,652
|
0,008
|
Valid
|
Y2
|
0,617
|
0,014
|
Valid
|
|
Y3
|
0,691
|
0,004
|
Valid
|
|
Y4
|
0,868
|
0,000
|
Valid
|
|
Y5
|
0,767
|
0,001
|
Valid
|
|
Y6
|
0,608
|
0,016
|
Valid
|
|
Y7
|
0,759
|
0,001
|
Valid
|
|
Y8
|
0,640
|
0,010
|
Valid
|
Sumber:
Lampiran 1
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian
atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat
dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada. Satu lagi secara eksternal, yaitu dengan melakukan test-retest, cara iniadalah dengan
mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan
signifikan, maka instrumen dinyatakan reliabel.[17] Untuk
menguji reliabilitas data, peneliti menggunakan Cronbach Alpha.
Tabel
Hasil Uji Reliabilitas sampel 15 responden
Variabel
|
Α
|
Keterangan
|
Label
Halal (X)
Keputusan
Pembelian (Y)
|
0,840
0,850
|
Reliabel
α
> 0,60
|
Sumber:
Lampiran 2
2) Alat
Analisis Data Kuantitatif
1.
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni
distribusi dengan bentuk lonceng (bell
shaped) data yang “baik” adalah data yang mempunyai pola distribusi normal,
yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri maupun ke kanan.
Kriteria pengejuian adalah sebagai berikut :[18]
a.
Angka signifikan (SIG >0,05, data berdistribusi normal)
b.
Angka signifikan (SIG <0,05, data berdistribusi tidak normal).
2.
Uji Linieritas
Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus)
dalam range variabel independen tertentu.
Linieritas bisa diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar) seperti
yang digunakan untuk deteksi data outlier, dengan memberi tambahan garis
regresi. Oleh karena scatter plot hanya menampilkan hubungan dua variabel saja,
maka jika terdapat lebih dari dua data, pengujian akan dilakukan dengan
berpasangan tiap dua data.[19]
3.
Uji Homoskedastisitas
Uji Homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji
apakah sebuah group (data kategori) mempunyai varians yang sama di antara
anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang harusnya terjadi, maka
dikatakan ada Homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan
terjadi Heteroskedastisitas.
Alat untuk menguji Homoskedastisitas bisa dibagi
dua, yakni dengan alat analisis Levene Test, atau dengan Analisis Residual yang
berupa grafik.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
3)
Uji Hipotesis
1. Uji
T
Pengujian
ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan membandingkan nilai statistik
thitung dengan nilai statistik ttabel dengan tingkat
signifikan (α) yang digunakan yaitu 5%. Masing-masing variabel bebas dikatakan
mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) apabila thitung lebih
besar dari ttabel atau apabila probabilitas < 5% (α).
thitung = ẋ - µ0
Dimana :
thitung= harga yang
dihitung dan menunjukkan nilai standard deviasi dari distribusi t (Tabel t).
ẋ = rata-rata nilai yag diperoleh dari hasil
pengumpulan data.
µ0 = nilai yang
dihipotesiskan
s = standard deviasi sampel yang
dihitung
n = jumlah sampel penelitian
2. Regresi
Linier Sederhana
Pengujian
regresi linear sederhana
berguna untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen (labelBPOM) terhadap variabel
dependen (keputusan
dan minat beli).
J. SISTEMATIKA
PEMBAHASAN
Dalam sistemaika penulisan ini akan dijelaskan
kerangka pemikir yang digunakan dalam menyusun skripsi ini, sehingga dapat
dipekajari dan dipahami oleh pembaca. Adapun sistematika pembahasan ini adalah
sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
Yang terdiri dari 10 sub yaitu : latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, definisi operasional, kajian kepustakaan, asumsi penelitian,
hipotesis, metode penelitian.
Bab II : PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan kajian kepustakaan
serta literatur yang berhubungan dengan skripsi. Penelitian terdahulu yang
mencantumkan penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Dilanjutkan
dengan kajian teori yang memuat “ Label BPOM “ serta “ keputusan dan minat
pembelian “ fungsinya adalah sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna
menganalisa data yang diperoleh dari penelitian.
Bab III : PENYAJIAN DATA DAN
ANALISIS
Bab ini menguraikan tentang gambaran obyek penelitian,
penyajian data, analisis dan
pengujian hipotesis, pembahasan.
Bab IV : PENUTUP
Berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dan hasil penelitian serta
saran-saran. Kemudian dicantumkan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian
Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan beberapa hasil
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan
oleh peneliti. Dengan langkah ini maka akan didapatkan beberapa perbedaan
maupun persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan penelitian
sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :
Peneliti
|
Aang Gunaifi
|
Khoirotin Nisak
|
Dyah
Ayu Helida
|
|
Judul
|
|
Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Makanan Dalam Kemasan Pada Mahasiswa Jurusan Syariah Prodi Muamalah
STAIN jember
|
Pengaruh Produk Ber BPOM Terhadap
Keputusan Dan Minat Beli Masyarakat Desa Wringin Bondowoso
|
|
Alat
uji
|
Product Moment.
|
Regresi Linier Sederhana
|
Product
Moment, Regresi Linier Sederhana.
|
|
Variabel
|
Label halal (X) Minat konsumen (Y)
|
Label halal (X) Keputusan Pembelian (Y)
|
Produk Ber BPOM (X)
Keputusan
dan Minat Beli Konsumen (Y)
|
|
Tahun
penelitian
|
2009
|
2014
|
2015
|
|
Hasil
penelitian
|
Ada pengaruh label Halal terhadap minat kosumen
yakni sebesar 0,234
|
Variabel label Halal mempengaruhi keputusan
pembelian sebesar 0,451
|
Ada
pengaruh label BPOM terhadap minat dan keputusan beli masyarakat sebesar 0,534
|
B. Kajian
Teori
1. Produk
Produk
adalah apa saja, yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka.[20]
Termasuk
dalam pengertian produk, yaitu:[21]
1.
Goods : Barang-barang fisik
2.
Services : jasa / pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak
menyertai produk barang fisik
3.
Events : kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak
4.
Persons: Keahlian atau ketenaran seseorang
5.
Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan atau keindahn
6.
Properties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (Real Estate) atau finansial (saham dan
obligasi)
7.
Organization : Lembaga atau wadah yang memberikan citra atau
nilai jual dari suatu produk
8.
Information : Informasi yang dapat diproduksi dan dapat
dipasarkan (sekolah, surat kabar)
9.
Ideas : Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.
Ada tiga
tingkatan atau level dalam produk, yaitu[22] :
1.
Inti produk (core product/generie
product), yaitu manfaat atau jasa
inti yang diberikan produk tersebut.
2.
Wujud produk (tangible
product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk tersebut,
berupa mutunya, corak atau ciri0ciri khasnya, mereknya dan kemasannya.
3.
Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend
product), menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
Klasifikasi
produk berdasarkan karakteristik/sifat ada 3 yaitu :
1.
Barang tahan lama (durable goods)
yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak sekali
pemakaian.
2.
Barang tidak tahan lama (non-durable
goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan satu atau
beberapa kali.
3.
Jasa (service), yaitu kegiatan,
manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Ada
beberapa bagian produk yang menunjang kualitas produk tersebut sehingga
konsumen berminat untuk membeli. Beberapa bagian yang termasuk dalam unsur
produk adalah sebagai berikut :
A. Merk
Merk
adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau disain, atau gabungan semua
yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau
sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk
pesaing.[23]
Merk perlu menjadi lebih dari sekedar ekspresi yang berorientasi
pada keberadaan dimana-mana agar dapat berhubungan secara emosional dengan
konsumen dalam berbagai cara pada berbagai kesempatan.
a.
Pemberian merek pada suatu produk dimaksudkan untuk beberapa alasan, yaitu[24] :
1.
Untuk tujuan identifikasi, guna mempermudah penanganan atau mencari jejak
produk yang dipasarkan
2.
Melindungi produk yang unik dari kemungkinan ditiru pesaing
3.
Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang dutawarkan dan untuk memepermudah konsumen menemkan produk
tersebut kembali
4.
Sebagai landasan untuk mengadakan diferensiasi harga
b.
Bagian dari Merk :[25]
1.
Nama Merk (Brand Name), adalah
sebagian dari merk dan yang dapat ducapkan.
2.
Tanda Merk (Brand Merk), adalah
sebagian dari merk yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan.
3.
Tanda Merk Dagang (Trade Merk),
adalah sebagian dari merk yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk
menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan
hak istimewanya untuk menggunakan nama merk dan atau tanda merk.
4.
Hak Cipta (Copy Right ), adalah
hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan
dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.
c.
Manfaat Merk Bagi si Penjual :
1.
Nama merk memudahkan penjual untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan
permasalahan.
2.
Nama merk dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari
pemalsuan ciri-ciri produk.
3.
Merk memberi penjual peluang kesetiaan konsumen pada produk.
4.
Merk dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam
segmen-segmen.
5.
Citra perusahaan dapat di bina dengan adanya merk yang baik.
d.
Ekuitas merek
Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan
pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen
berpikir, merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga,
pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.[26]
Inti merek yang berhasil adalah produk atau jasa
yang hebat, didukung oleh perencanaan yang seksama, sejumlah komitmen jangka
panjang, dan pemasaran yang dirancang dan dijalankan secara kreatif. Merek yang
kuat menghasilkan loyalitas konsumen yang tinggi[27].
Sebuah merek memiliki ekuitas merek berbasis
pelanggan yang bersifat positif ketika konsumen bereaksi lebih positif terhadap
produk dan cara produk itu dipasarkan ketika merek itu teridentifikasi,
dibandingkan ketika merek itu tidak teridentifikasi. Merek mempunyai ekuitas
merek berbasis pelanggan yang negatif jika konsumen tidak terlalu menyukai
aktifitas pemasaran untuk merek itu dalam keadaan yang sama.
B. Kemasan
Kemasan mempunyai arti penting untuk mepengaruhi
para konsumen langsung maupun tidak langsung di dalam menentukan pilihan
terhadap produk yang akan dibelinya. Maka bentuk luar suatu produk harus dapat
dibuat semenarik mungkin bagi konsumen. Dengan demikian, kemasan seperti telah
diutarakan tidak dapat diabaikan, karena fungsinya bukan hanya sekedar sebagai
pembungkus saja. Pada umumnya, kemasan berfungsi untuk mencegah kerusakan
secara fisik, untuk mencegah atau mempersukar pemalsuan atau peniruan, untuk
menjamin kebersihan dan sebagai wadah container
untuk produk yang berupa barang cair. Di samping itu, kemasan dapat
berfungsi sebagai alat komunikasi dengan memberikan keterangan pada kemasan itu
tentang cara penggunaan, cara penyimpanan, komposisi isi produk, dan lain
sebagainya. Kemasan dapat pula
memudahkan dan menghemat waktu dalam mengangkut produk tersebut,
sehingga memudahkan penyalurann dalam proses penjualan, baik bagi produsen dan
penyalur maupun bagi konsumen.[28]
Dalam melakukan kemasan, perlu diperhatikan agar
kemasan itu harus praktis, mudah dibuka dan ditutu, mudah disimpan (terkait
dengan bentuk), serta ukuran harus sesuai dengan penggunaan dan preferensi
konsumen. Oleh karena itu, kemasan yang digunakan seharusnya memenuhi syarat
sebagai berikut[29]
:
1.
Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan, kehilangan dan
kekotoran
2.
Harus ekonomis dan praktis bagi kegiatan perindustrian produk tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat memilih jenis dan cara pembungkusan
dengan biaya yang relatif murah, akan tetapi dapat memberi kemudahan bagi
konsumen untuk membawa dan menyimpannya
3.
Ukuran kemasan harus sesuai dengan kehendak pembeli misalnya besar kecil,
dan bentuknya sesuai dengan unit kesatuan produk
4.
Kemasan harus memberikan aspek deskriptif, yaitu menunjukkan merek,
kualitas, rasa dan campuran atau komposisi yang terdapat dalam produk tersebut
5.
Kemasan hendaklah mempunyai citra dan aspek seni.
Kemasan adalah segala kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Wadah atau bungkus tersebut
terdiri dari 3 (tiga) tingkat bahan, yaitu :[30]
1.
Kemasan dasar (primary package),
yaitu bungkus langsung dari suatu produk.
2.
Kemasan tambahan (secondary package),
yaitu bahan yang melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan
digunakan.
3.
Kemasan pengiriman (shipping
package), yaitu setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan,
pengangkutan diidentifikasi.
a.
Peran kemasan dalam satu alat pemasaran, yaitu :
1.
Swalayan (self service)
Semakin banyak produk yang dijual dengan cara
pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkannya, kemasan berfungsi lebih
banyak lagi dalam proses penjualan, kemasan harus menarik, menyebutkan
ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan.
2.
Kemakmuran konsumen (customer
offluence)
Meningkatnya kekayaan akan berarti bahwa konsumen
bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan, dan
prestise dari kemasan yang lebih baik.
3.
Citra perusahaan dan merk (company
and branding image)
Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan yang
dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaan atau merknya.
4.
Peluang inovasi (innovational
opportunity)
Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberikan keuntungan bagi produsen.
C. Label
Halal
/Label
halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Serifikat halal
ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada
kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang.
Produk yang
halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam
yaitu[31] :
a. Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari
babi;
b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan
seperti: bahan-bahan yang berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran
dan lain sebagainya;
c. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang
disembelih menurut tata cara syariat islam;
d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan,
pengolahan, tempat pengolahan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk
babi. Jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya
terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat
islam;
e. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung
khamr.
Pengadaan
sertifikasi halal pada produk pangan, obat-obatan, kosmetika dan produk lainnya
sebenarnya bertujuan untuk memberikan kepastian status kehalalan suatu produk,
sehingga dapat menentramkan batin konsumen muslim. Namun, ketidaktahuan
seringkali membuat minimnya perusahaan memiliki kesadaran untuk mendaftarkan
diri guna memperoleh halal.
D. Label
BPOM
Badan
Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM adalah sebuah
lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan
di Indonesia. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan
efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk dengan
tujuan melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam
maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang memiliki
jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan
memiliki kredibilitas profesional yang tinggi. Menurut Peraturan kepala badan
pengawas obat dan makanan RI Nomor HK.00.05.1.23.3516 tentang izin edar produk
obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen makanan dan makanan yang bersumber,
mengandung, dari bahan tertentu dan atau mengandung alkohol.[32]
Visi dari BPOM adalah Obat dan Makanan Aman Meningkatkan
Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa.
Sedangkan misinya adalah :
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat
dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha
dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan
dengan pemangku kepentingan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
BPOM.
a. Fungsi
BPOM
Sesuai Pasal 3 Peraturan Kepala
Badan POM No. 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan POM
mempunyai fungsi[33] :
1. Penyusunan rencana dan program
pengawasan obat dan makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan secara
laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika,
psikotropika zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan
dan bahan berbahaya.
3. Pelaksanaan pemeriksaanlaboratorium,
pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi.
4. Pelaksanaan pemeriksaan setempat,
pengambilan contoh dan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi
5. Investigasi dan penyidikan pada
kasus pelanggaran hukum.
6. Pelaksanaan sertifikasi produk,
sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan
7. Pelaksanaan kegiatan layanan
informasi konsumen.
8. Evaluasi dan penyusunan laporan
pengujian obat dan makanan.
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan
kerumahtanggaan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang
ditetapkan oleh Kepala BadanPengawas Obatdan Makanan, sesuai dengan bidang
tugasnya.
b. Cara
mengenali keaslian label BPOM
Karena
akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk-produk yang dipalsukan,
BPOM memberikan sebuah aplikasi yang dikhususkan untuk kepentingan konsumen,
yaitu cara mengenali keaslian nomor registrasi BPOM. Langkah-langkah ini
didapat dari sumbernya langsung, yaitu situs resmi BPOM. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut : [34]
b.
Klik tombol yang bertuliskan ‘Produk
Teregistrasi’
c.
Kemudian akan muncul menu dimana
kita bisa mencari produk berdasarkan nomor registrasi, nama produk ataupun
merk. Misal anda membeli produk dimana dalam kemasan tersebut tercantum no
registrasi BPOM, maka kita pilih ‘nomor registrasi’ pada menu web tersebut,
kemudian masukkan nomer registrasi produk tersebut. Jangan memakai tanda
baca seperti titik (.), koma (,), titik dua (:) atau tanda baca lainnya.
d.
Jika nomor BPOM
tersebut terdaftar, maka situs akan langsung
memberikan data produk dari nomor registrasi tersebut. tapi apabila nomor BPOM
itu palsu, maka akan timbul tulisan data tidak tersedia (not found). jika data
tidak tersedia maka nomor BPOM tersebut palsu,dan produk yang anda beli pun
palsu/ilegal karna tanpa pengawasan dari BPOM.
E. Iklan
Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang
suatu produk, merk, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran
tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan
ditunjukkan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen, evaluasi, perasaan,
pengetauhan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk
dan merk. Dalam prakteknya iklan telah
dianggap sebagai manajemen citra. Menciptakan dan memelihara citra dan makna
dalam benak konsumen. Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan
kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen.[35]
Tujuan iklan secara keseluruhan mempengaruhi tingkat
penjualan agar tingkat keuntungan perusahaan meingkat. Sedangkan tujuan iklan
secara khusus adalah[36] :
1.
Mempertahankan para langganan yang setia dengan membujuk para langganan
agar tetap membeli
2.
Menarik kembali para langganan yang hhilang atau lari, dengan menarik
atau mengarahkan arus langganan secara perlahan-lahan ke arah produk yang
dihasilkan perusahaan dari merek produk saingan
3.
Menarik langganan baru, dengan menarik arus pembeli ke arah produk yang
diiklankan perusahaan, dan menggantikan tempat langganan yang pindah ke merek
produk saingan, serta memperluas pasar secara keseluruhan.
Sejalan dengan tujuan di atas, fungsi iklan dalam
pemasaran adalah[37]:
a.
Sebagai alat untuk memberi informasi dalam memperkenalkan produk baru ke
pasaran.
b.
Unruk membantu ekspansi / perluasan pasar.
c.
Untuk menunjang program personal-selling.
d.
Untuk mencapai orang-orang yang tidak dapat dikunjungi para pramuniaga (sales-person).
e.
Untuk membentuk nama baik perusahaan.
F. Harga
Harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, hal
ini seperti yaang di kemukakan oleh William J. Stanton terjemahan Y. Yamanto
(1989 : 308) bahwa “harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa
barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan
pelayanan yang menyertainya”.[38]
Seringkali kita menganggap bahwa penetapan harga yang
lebih tinggi untuk suatu produk membuat konsumen percaya bahwa produk itu
berkualitas lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan penjualan serta laba yang
diterima lebih besar daripada jika produk itu dihargai lebih rendah.[39] Jika
konsumen tidak mempunyai alat/informasi lain menilai kualitas produk, maka
harga produk tersebut bisa menjadi indikator terbaik untuk menduga kualitas
produk tersebut.
Penetapan harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang tersebut adalah
barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan barang yang biasa
dipergunakan oleh masyarakat kalangan atas. Image atau citra yang terbentuk
oleh harga yang tinggi itu pada umumnya disebabkan oleh berlakunya hukum Price
Quality Relationship yang sering
disingkat PQR. Hukum ini mengatakan bahwaproduk dengan harga yang tinggi pada
umunya memiliki kualitas yang tinggi pula. Sebaliknya produk dengan harga
rendah biasanya kualitasnya juga rendah. Berlakunya hukum PQR tersebut
merupakan kenyataan yang sering dialami oleh setiap orang, dimana pada umunya
seseorang tidak dapat mengetahui dengan pasti tentang kualitas suatu produk.
Dalam hal itu, maka kita atau orang pada umunya akan menggunakan pedoman untuk
memilih kualitas produk itu atas dasar harga yang diberlakukan bagi produk
tersebut, yang harganya lebih mahal akan dipandang sebagai produk berkualitas
lebih tinggi.[40]
2. Perilaku
Konsumen
Tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu
produk yang dijual di pasar adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (total satisfication). Para ahli ekonomi menyebutkan
kepuasan totalini sebagai (total utility)
dari konsumen yang diperoleh ketika mengkonsumsi suatu produk. [41]
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard yang dikutip
oleh buku Tatik Suryani pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang
dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.[42]
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli suatu produk, diantaranya :
a. Gaya
Hidup
Dari prspektif ekonomi, gaya hidup menunjukkan pada
bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun
jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori
jenis produk yang ada. Dalam perspektif pemasaran, tampak jelas bahwa konsumen
yang memiliki gaya hidup yang sama akan
mengelompokkan dengan sendirinya ke dalam satu kelompok berdasarkan apa yang mereka
minati untuk menghabiskan waktu senggang, dan bagaimana mereka membelanjakan
uangnya. Adanya perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi karena adanya
perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi yang berubah, merupakan
peluang bagi pemasar untuk menciptak produk-produk dan menyesuaikan produknya
sesuai dengan gaya hidup pasar yang dituju[43].
Josep Plumer, dalam buku Kasali yang dikutip oleh
Tatik Suryani, menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur
aktivitas-aktivitas manusia dalam : [44]
1.
Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
2.
Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.
3.
Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
4.
Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, dan tempat
tinggal.
b. Budaya
Dalam faktor kebudayaan, ada komponen budaya itu
sendiri, yaitu sub-budaya dan kelas sosial. Komponen subbudaya, dalam
konteks masyarakat indonesia, bisa kita anggap suku-suku tertentu yang memiliki
kebudayaan sendiri. Sementara itu, Kolter merumuskan kelas sosial sebagai pengelompokan masyarakat yang mempunyai
minat, nilai-nilai, serta perilaku yang serupa, dan dikelompokkan secara
berjenjang. Dengan batasan ini, kita jadi memahami bahwa kelas sosial tidak
hanya dibagi berdasarkan tingkat pendapatan saja. Pemasar bisa
mengelompokkannya berdasarkan kombinasi mulai dari tingkat pendidikan, pemilihan
tempat rekreasi, nilai-nilai yang dianut, sampai dengan kekayaan yang dimiliki.[45]
Budaya tidak muncul begitu saja, timbul dan
berkembang pada individu-individu yang ada di masyarakat, namun budaya tersebut
dikuasai oleh anggota masyarakat melalui proses pembelajaran. Keluarga
mengajarkan nilai-nilai mana yang penting dan mana yang tidak pentng, apayang
benar dan apa yang salah, apayang boleh dan apa yang tidak bolehdalam bersikap
dan berperilaku. Demikian juga masyarakat melakukan kontrol sosial kepada warganya
agar mempunyai nilai-nilai, keyakinan dan kebiasaan seperti yang diharapkan
sebagian besar anggota masyarakat[46].
c. Persepsi
Konsumen
Pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait
sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat.
Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai
kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasar persepsi inilah konsumen,
tertarik dan membeli. Dua produk makanan yang bentuk, rasa dan kandungannya
sama dapat dipersepsikan berbeda, begitu konsumen melihat merknya beda.
Jika konsumen mempersepsikan bahwa produk tersebut
memiliki keunggulan yang berbeda dengan produk lain dan keunggulan itu sangat
berarti bagi konsumen, maka konsumen akan memilih produk tersebut, meskipun sebenarnya
produk tersebut relatif mirip dengan yang lainnya. Hal ini benar-benar terjadi
untuk produk susu dan makanan untuk bayi dan anak-anak. Meskipun sebenarnya
dari aspek kandungan produk-produk tersebut hampir sama, tetapi ibu-ibu
memiliki persepsi bahwa diantara merk-merk yang ada memiliki mutu dan manfaat
lebih yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada keyakinan bahwa persepsi lebih
penting daripada realitas.[47]
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan
ekspektasi konsumen adalah[48] :
1.
Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/pemasok
produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar,
harapan knsumen akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2.
Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun
pesain-pesaingnya.
3.
Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas
produk yang akan dibeli oleh konsumen itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi
konsumen terutama produk-produk yang dirasakan beresiko tinggi.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga
mempengaruhi persepsi konsumen. Orang-orang yang dibagian penjualan dan
periklanan sebaiknya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat
ekspektasi konsumen. Kampanye yang berkebihan serta secara aktual tidak mampu
memenuhi ekspektasi konsumen akan memberi dampak negatif terhadap persepsi
konsumen dengan produk itu.
d. Keputusan
Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli
itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan
membeli mempunyai seuatu struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut : [49]
a.
Keputusan tentang jenis produk.
b.
Keputusan tentang bentuk produk.
c.
Keputusan tentang merk.
d.
Keputusan tentang penjualnya.
e.
Keputusan tentang jumlah produk.
f.
Keputusan tentang waktu pembelian.
g.
Keputusan tentang cara pembayaran.
BAB III
PENYAJIAN
DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran
Objek Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan di Desa Wringin Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso.
1. Desa
Wringin
Desa Wringin merupakan salah satu desa yang berada
di kabupaten Bondowoso yang memiliki luas 627.528 Ha dengan jumlah penduduk
7444 jiwa yang terdiri dari[50] :
1.
3074 orang laki-laki
2.
3740 orang perempuan
3.
48
|
Desa Wringin
memiliki 8 dusun dengan mayoritas bermatapencaharian sebagai petani dan
pedagang.
Desa wringin adalah desa yang tergolong sebagai desa
yang berpendidikan karena tingkat pendidikan penduduk di desa ini cukup tinggi
begitu pula dengan sarana dan prasana pendidikan juga cukup memadai. Berikut
data masyarakat desa Wringin yang sudah mengeyam pendidikan ataupun yang masih
mengenyam pendidikan[51] :
1.
Tamat SD : 1.742 orang
2.
SD : 2006 orang
3.
SMP : 1449 orang
4.
SMA : 1.030 orang
5.
D3 : 15 orang
6.
S1 : 97 orang
7.
S2 : 2 orang
2. Keadaan
Geografis
a.
Sebelah utara : Kec. Suboh, Kab.
Situbondo
b.
Sebelah Timur : Kec. Tegal Ampel
c.
Sebelah selatan : Kec. Pakem,
Binakal, Curahdami
d.
Sebelah Barat : Kec.
Sumbermalang, Kab. Situbondo
Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data
dengan cara memberikan langsung kuisioner kepada responden untuk diisi yang
merupakan masyarakat dari desa Wringin. Pengumpulan data dilakukan pada
masyarakat desa Wringin terhitung sejak tanggal 1 Juni s/d 28 Juni 2015 dengan
mengambil sampel 100 responde dari 7444 penduduk desa Wringin yang di ambil
secara random (acak).
B. Penyajian
Data
1. Uji
Validitas
Validitas
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (dalam hal
ini kuesioner) melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan korelasi Pearson Validity dengan teknik product
moment. Berikut adalah hasil uji validitas untuk 15 responden dan 100
responden. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Variabel
|
Indikator
|
r hitung
|
Sig.
|
Keterangan
|
Label BPOM(X)
|
X1
|
0,324
|
0,001
|
Valid
|
X2
|
0,569
|
0,000
|
Valid
|
|
X3
|
0,318
|
0,001
|
Valid
|
|
X4
|
0,486
|
0,000
|
Valid
|
|
X5
|
0,344
|
0,000
|
Valid
|
|
X6
|
0,217
|
0,030
|
Valid
|
|
X7
|
0,483
|
0,000
|
Valid
|
|
X8
|
0,439
|
0,000
|
Valid
|
|
X9
|
0,541
|
0,000
|
Valid
|
|
X10
|
0,441
|
0,000
|
Valid
|
|
X11
|
0,441
|
0,000
|
Valid
|
|
X12
|
0,573
|
0,000
|
Valid
|
|
Keputusan dan Minat
Beli (Y)
|
Y1
|
0,525
|
0,000
|
Valid
|
Y2
|
0,522
|
0,000
|
Valid
|
|
Y3
|
0,559
|
0,000
|
Valid
|
|
Y4
|
0,589
|
0,000
|
Valid
|
|
Y5
|
0,401
|
0,000
|
Valid
|
|
Y6
|
0,658
|
0,000
|
Valid
|
|
Y7
|
0,606
|
0,000
|
Valid
|
|
Y8
|
0,615
|
0,000
|
Valid
|
Dikatakan
Valid karena nilai SIG < 0,05
|
Berdasarkan Tabel 4.1dapat
diketahui bahwa masing-masing indikator yang digunakan baik dalam variabel
independen (label BPOM) maupun variabel dependen (keputusan dan minat beli)
mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
indikator-indikator yang digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau
valid digunakan sebagai pengumpul data.[52]
2.
Uji
Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk
menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu
pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang jelas mudah dipahami dan memiliki
interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan
waktu yang berlainan. Peneliti mencantumkan hasil uji reliabilitas untuk 15
respoden dan 100 responden. Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai
berikut:
Tabel
4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
|
Α
|
Keterangan
|
Label
BPOM (X)
Keputusan
dan Minat Beli (Y)
|
0,605
0,668
|
Reliabel
α
> 0,60
|
Reliabel
karena nilai Cronbach Alpha >0,6
|
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat
disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliabel, karena memiliki nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari
0,60.
C. Analisis
dan Pengujian Hipotesis
1. Uji
Data
a.
Uji Normalitas
Untuk menghindari terjadinya
bias, data yang digunakan harus berdistribusi normal. Pengujian normalitas
sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov test terhadap masing-masing variabel.
Data berdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05.[53]
Secara
ringkas hasil uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel
|
Kolomogorov-Smirnov
|
Sig.
|
Keterangan
|
X
Y
|
0,793
1,071
|
0,556
0,202
|
Berdistribusi Normal
Berdistribusi Normal
|
Sumber: Terlampir
Berdistribusi
Normal karena nilai SIG > 0,05
|
Berdasarkan Tabel 4.3dapat
disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal,
karena memiliki nilai signifikansi (α) lebih besar dari 0,05.
Normalitas data juga dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-Plot Of Regression Standardized Residual.
Dengan metode ini data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dari
grafik normal P-Plot Of Regression
Standardized Residual.
Hasil pengujian normalitas P-Plot Of Regression
Standardized Residual
dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut.
Sumber: Terlampir
Dari
grafik hasil uji normalitas terhadap model regresi yang dapat dilihat pada
Gambar tersebut, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai karena telah memenuhi asumsi
normalitas.
b.
Uji Linieritas
Tujuan uji
linieritas adalah untuk
mengetahui hubungan antaravariabel bebas dan variabel terikat
linier atau tidak. Kriteriapengujian linieritas adalah jikanilai signifikasi
lebih kecil dari
0,05, maka hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat adalah linier. Hasil
rangkuman uji linieritas disajikan dalam tabel berikut ini.[54]
Tabel 4.4Hasil Uji Linieritas Data
Variabel
|
Fhitung
|
Sig.
|
Keterangan
|
X →Y
|
67,319
|
0,000
|
Linier
|
Sumber:
Terlampir
Linier
karena nilai SIG < 0,05
|
Berdasarkan
hasil pengujian linieritas pada Tabel 4.4 variabel labelBPOM (X) terhadap keputusan dan minat beli (Y) diperoleh nilai F = 67.319 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 adalah linear. Sehingga, hubungan antara variabel
bebas dan terikat dalam penelitian ini adalah linier.
Linieritas juga dapat diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar) sebagaimana
yang digunakan dalam pendeteksian data outlier, dengan memberi tambahan garis
regresi. Hasil uji linieritas dengan scatter
plot dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar
Hasil Uji Linieritas
Sumber:
Terlampir
Berdasarkan
Gambar tersebut terlihat garis regresi yang tampak pada grafik di atas cenderung tidak mendatar (ke kanan atas). Apabila dilihat dari
persamaan regresi, koefisien regresi adalah 0,53. Hal ini membuktikan adanya
linieritas pada hubungan dua varibel tersebut, yang berarti semakin besar/kecil
labelBPOM ada hubungannya dengan
keputusan dan minat beli.
c.
Uji Homoskedastisitas
Prosedur
untuk pengujian
homoskedastisitas dilakukan adalah mendeteksi dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatter plot. Dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik (points) yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
telah terjadi heteroskedastisitas.
2)
Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Sumber: Terlampir
Hasil
analisis dari grafik scatterplots
pada Gambar tersebut terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini berarti asumsi
homoskedastisitas pada model regresi telah terpenuhi.
2. Uji
Hipotesis
a. Uji
T
Pengujian
ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Caranya adalah dengan membandingkan nilai statistik thitung dengan
nilai statistik ttabel dengan tingkat signifikan (α) yang digunakan
yaitu 5%. Masing-masing variabel bebas dikatakan mempunyai pengaruh yang
signifikan (nyata) apabila thitung lebih besar dari ttabel atau
apabila probabilitas < 5% (α). Nilai ttabel pada n = 100,
k = 1, dan (n – k) = (100 – 1) = 99 adalah 1,96.
Hasil
perhitungan uji t dengan menggunakan program SPSS for Windows dapat
dilihat pada Tabel berikut.
Tabel
4.5Hasil Uji t
Variabel
|
thitung
|
Sig.
|
Keterangan
|
X
|
7,830
|
0,000
|
Ha diterima
|
Sumber:
Terlampir
Hasil
Uji t, signifikan karena nilai sig < 0,05
|
Berdasarkan
Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu
7,830>1,96 dan signifikansi <
α yaitu 0,000<
0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat
probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara
parsial variabel labelBPOM
(X) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
dan minat beli
(Y).
b. Regresi
Linier Sederhana
Pengujian
regresi linear sederhana
berguna untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen (labelBPOM) terhadap variabel
dependen (keputusan
dan minat beli).
Berdasarkan pengujian dengan bantuan program SPSS for Windows diperoleh hasil yang dapat disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Regresi
Linear Sederhana
Variabel
|
Koef. Regresi
|
thitung
|
Sig.
|
Keterangan
|
Konstanta
X
|
4,661
0,534
|
1.570
7,830
|
0,120
0,000
|
-
Signifikan
|
Sumber: Terlampir
D.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil tersebut dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai
berikut:
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Variabel dependen
X = Variabel independen
a = Konstanta
b = koefisien regresi
Y
= 4,661 + 0,534 X
Interpretasi
atas hasil analisis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
1)
Konstanta sebesar 4,661, ini menunjukkan besarnya nilai keputusan
dan minat beli jikavariabel
labelBPOM sama dengan nol.
Dalam hal ini keputusan
dan minat beli
masih bernilai positif meskipun tanpa variabel labelBPOM yang disebabkan oleh faktor lain.
2) b1
= 0,534, artinya apabila
variabel labelBPOM mengalami peningkatan maka
akan diikuti peningkatan keputusan
dan minat beli
masyarakat.
Berdasakan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa Keputusan
dan minat beli masyarakat terbentuk dari persepsi masyarakat. Dalam penelitian
ini pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat dinyatakan
cukup besar dikarenakan masyarakat memiliki persepsi yang baik terhadap produk yang memiliki label
BPOM. Begitu pila dengan Gaya hidup, berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa gaya hidup sebagian besar masyarakat desa Wringin dalam
mengkonsumsi suatu produk, cukup
baik karena tergolong selektif dalam memlilih produk.
Sesuai
dengan teori dari Vincent Gasperz menyatakan bahwa tujuan utama dari konsumen
dalam mengkonsumsi suatu produk adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (Total Satisfication). Artinya, tujuan
utama konsumen adalah untuk mencari kepuasan dalam setiap keputusan memilih
produk tertentu.
Begitu
pula dengan teori dari Engel, Blackwell dan Miniard mengatakan bahwa tindakan
yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Artinya, konsumen akan memutuskan memilih suatu produk melalui beberapa proses
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari segi produk maupun dari segi
perilaku konsumen.
Adapun faktor yang mempengaruhi minat dan keputusan
beli masyarakat adala :
1.
Unsur-unsur yang terdapat dalam Produk tersebut yaitu :
a.
Label BPOM
b.
Merek
c.
Kemasan
d.
Label halal
e.
Iklan
f.
harga
2.
Perilaku Konsumen yang terdiri dari :
a.
Gaya hidgup
b.
Budaya
c.
Persepsi konsumen
d.
Keputusan membeli
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
melakukan penelitian dan analisis regresi linier sederhana yang dibantu dengan
program SPSS, dapat disimpilkan bahwa :
1.
Terdapat pengaruh yang positif mengenai label BPOM dapat
diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 7,830>1,96 dan signifikansi <
α yaitu 0,000<
0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat
probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara
parsial variabel labelBPOM (X) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan
dan minat beli masyarakat (Y).
2.
Label BPOM memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan dan
minat beli masyarakat, karena masyarakat cukup selektif dalam memilih produk.Besar
pengaruh label BPOM adalah 0,534 .
67
|
B. Saran-saran
1.
Bagi produsen, dalam memproduksi kebutuhan konsumen sehari-harinya
diharapkan prousen agar tidak hanya memikirkan keuntungan bagi pihak produsen
saja, tetapi juga harus memperhatikan keamanan konsumen agar tidak menimbulkan
hal yang merugikan bagi pihak konsumen.
2.
Bagi konsumen, diharapkan untuk bisa menjadi konsumen yang baik dengan
cara lebih selektif dalam memilih dan mampu membedakan antara produk yang layak ataupu tidak layak
dikonsumsi.
3.
Bagi BPOM ataupun dinas kesehatan lainnya yang bertugas untuk mengawasi
produk-produk yang beredar di pasar diharapkan agar lebih sering lagi melakukan
kontrol terhadap produk-produk yang beredar di pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Tufiq, Dinamika Pemasaran, Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2005
Arsyad,
Lincolin, Ekonomi Manajerial,
Yogyakarta, BPFE, 1999
Gobe,
Marc , Emotional Branding, Jakarta,
Erlangga, 2005
H. Sunarto, Riduwan, Pengantar Statistik, Bandung, Alfabeta,
2013
Kasiram,
Moh, Metodologi Penelitian, Jogjakarta,
UIN Maliki Press, 2010
Laksana,
Fajar, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta,
Graha Ilmu, 2008
Peraturan Kepala BPOM RI
Peter,
J. Paul dan Jerry C. Olson, Consumer
Behaviour, Jakarta, Erlangga, 2000
Riduwan,
H. Sunarto, Pengantar Statistik,
Bandung, Alfabeta, 2013
S, Burhanuddin, Pemikiran
Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, Malang, UIN Maliki
Press, 2011
Santoso, Singgih,SPSS Statistik Multivariant, Jakarta, PT
Elex Media Komputindo, 2003
STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jember, STAIN jember Press, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung
, Alfabeta, 2013
Suryani,
Tatik , Perilaku Konsumen, Yogyakarta,
Graha Ilmu, 2008
Swastha DH, Basu dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty
Offset, 2008
Teguh, Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 2001
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2008
Winiati
P Rahayu dkk, Keamanan Pangan, Bogor, IPB Press, 2011
Kolter,
Philip, dkk, Manajemen Pemasaran, Jakarta,
Erlangga, 2009
Gitosudarmo,Drs.
Indryo, M.Com, Manajemen Pemasaran,
Yogyakarta, BPFE, 1998.
Assauri, Prof. Dr.
Sofjan, M.B.A, Manajemen Pemasaran,
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007
Gaspersz, Vincent, Ekonomi Manajerial, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 1998
[1]Winiati P Rahayu dkk, Keamanan
Pangan, (Bogor : IPB Press, 2011), 129-130.
[2]http//www.pom.go.id
[3]Wawancara, Windi Oktavia, 10 juli 2015,Desa Wringin
[4]Wawancara,Zainul Qoror, 15 juli 2015, Pasar
Wringin
[5]Wawancara, Widiyawati, 10 juli 2015,Desa Wringin
[6]Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Jogjakarta : UIN
Maliki Press, 2010), 8-9.
[8]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, (Bandung : Alfabeta, 2013), 38.
[9]STAIN, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 45.
[10]Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta : Graha
Ilmu,2008),67.
[11]STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember
: STAIN jember Press, 2014), 40.
[12]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, (Bandung : Alfabeta, 2013), 80.
[14]Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), 51.
[16]Riduwan, H. Sunarto, Pengantar Statistik, (Bandung :
Alfabeta, 2013), 80.
[17]Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis,57-58.
[18]Singgih Santoso,SPSS Statistik Multivariant, (Jakarta :
PT Elex Media Komputindo : 2003),36.
[19]Singgih Santoso,SPSS Statistik Multivariant, 43.
[20]M. Tufiq Amir, Dinamika Pemasaran, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada : 2005), 8.
[21]Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran,68
[22]Fajar Laksana,Manajemn Pemasaran, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), 68.
[23]Fajar Laksana, 77-78.
[24]Prof. DR. Sofjan Assauri,
M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta
: Raja Grafindo Persada, 2007),205.
[25]Marc Gobe, Emotional Branding, (Jakarta : Erlangga,
2005), 195.
[26]Kolter, philip dan Kevin
Lane Keller, Manajemen Pemasaran,363
[27]Kolter, philip dan Kevin
Lane Keller, 256
[28]Prof. Dr. Sofjan Assauri,
M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2007), 209
[29]Prof. Dr. Sofjan Assauri,
M.B.A, Manajemen Pemasaran,210
[30]Fajar Laksana,Manajemn Pemasaran, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008)82-83.
[31]Burhanuddin
S.,S.HI.,M.Hum., Pemikiran Hukum
Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, (Malang : UIN Maliki Press,
2011), 140-141.
[32]http://www.pom.go.id (1 april 2015)
[33]Peraturan Kepala BPOM RI Pasal 3, No. 14 tahun 2014
[35]J. Paul Peter, Jerry C.
Olson, Consumer Behaviour, (Jakarta :
Erlangga, 2000), 181-182.
[36]Prof. Dr. Sofjan Assauri,
M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2007), 273.
[37]Prof. Dr. Sofjan Assauri,
M.B.A, Manajemen Pemasaran, 273.
[38]Fajar Laksana, Manajemn
Pemasaran, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008), 105.
[39]Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta : BPFE,
1999), 397-398.
[40]Drs. Indryo Gitosudarmo,
M.Com, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta : BPFE, 1998),226
[41]Vincent Gaspersz, Ekonomi
Manajerial, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999), 118
[43]Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2008), 73.
[44]Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, 74.
[45]M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2005), 49.
[46]Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2008), 286.
[47]Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2008),96.
[48]Vincent Gaspersz, Ekonomi
Manajerial, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999), 118
[49]Basu Swastha DH, Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta
: Liberty Offset, 2008), 118-119.
[50]Data Statistik Penduduk
Desa Wringin Tahun 2014
[51]Data Statistik Penduduk
Desa Wringin Tahun 2014
[52]Sugiyono, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL, ( Bandung : Alfabeta,
2015 ), 382
[53]Sugiyono, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL, ( Bandung : Alfabeta,
2015 ),323
[54]Sugiyono, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL, ( Bandung : Alfabeta,
2015 ),324
Penulis skripsi nya siapa ya namanya?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus